Contoh Usaha Umkm Di Masa Pandemi

Contoh Usaha Umkm Di Masa Pandemi – Seperti yang kita ketahui, bisnis UMKM merupakan salah satu sektor yang paling terdampak oleh wabah virus corona (Covid-19). Menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) (Compas, 27 Maret 2020), setidaknya sudah ada 949 laporan dari koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terdampak virus corona. (Wabah covid-19. ).

Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UMKM, juga mengimbau semua pihak baik swasta, BUMN, maupun masyarakat untuk membantu para pelaku UMKM tetap produktif di tengah pandemi virus corona. Selain itu, terdapat puluhan juta unit usaha di sektor mikro. Jika ini tidak diselesaikan, itu akan menjadi masalah besar.

Contoh Usaha Umkm Di Masa Pandemi

Krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 berdampak pada ketahanan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Berbeda dengan krisis moneter 1998, UMCM memang menjadi penyelamat perekonomian nasional yang saat itu bisa tumbuh hingga 350 persen ketika banyak perusahaan besar tumbang. Namun, di masa pandemi Covid-19 saat ini, justru UMCM yang paling menderita. Akibat dari upaya keras tersebut, banyak buruh yang terpaksa pulang kampung.

Badan Pengawas Obat Dan Makanan

Di masa pandemi, terjadi perubahan model konsumsi barang dan jasa masyarakat dari offline menjadi online. Pasti sulit bagi UMKM untuk mencapai tujuan yang harus dicapai ketika perekonomian terganggu. Perubahan skema ini perlu dilakukan oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar tetap bertahan dan berkembang sehingga mampu menghadapi kenormalan baru.

Digitalisasi menjadi kebutuhan penting, terbukti dengan era Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang meningkatkan penggunaan e-learning, e-commerce, literasi digital, delivery request, dan kebutuhan alat kesehatan/kebersihan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ada masalah dengan digitalisasi UMCM. Di beberapa daerah terpencil, keterbatasan akses internet masih menjadi kendala. Pelaku UMKM mewaspadai teknologi, pemasaran online yang terbatas, proses pembuatan, dan akses pasar online yang dinilai masih kurang optimal. Selain itu, konsumen masih merasa tidak aman saat melakukan transaksi digital.

Masalah ini perlu dipecahkan, kegiatan Kuliah Kerja Nyata adalah salah satu program yang memotivasi saya untuk menyelesaikan masalah ini. Kegiatan KKN Pencerahan juga menjadi wadah saya untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19, khususnya orang-orang di sekitar saya. melalui program kerja “Pelatihan dan Pendampingan UMKM Menuju Digital Marketing” saya mencoba berpikir bahwa setidaknya saya bisa membangkitkan semangat para pengusaha UMKM agar bisa terus usahanya dan tidak putus asa. Tindakan di masa pandemi seperti ini harus terkait dengan tetap di rumah dan mengikuti protokol kesehatan, bergantung pada penjualan langsung di dalam dan sekitar pasar, yang mengurangi pendapatan para UMCM ini. Berdasarkan pengalaman getuk UMCM Ibu Supat, Ibu Supat adalah seorang ibu rumah tangga sekaligus pemilik usaha getuk di desa Simo Rukun Moyokerto. Ibu Supat memulai usahanya dari tahun 2015 hingga sekarang. Selama ini Ibu Supat hanya mengandalkan penjualan langsung untuk menjual jajanannya, seperti melewati pasar, mengantarkan ke toko, dan mengantarkan hanya ke tetangganya. Selain tingginya risiko penyebaran Covid-19 atau virus corona, mereka juga mengalami penurunan pendapatan akibat pembatasan jarak tersebut.

Hal inilah yang membuat Ines menjadi anggota KKN Pencerahan Mandiri UMSIDA untuk memotivasi dan mengajarkan digital marketing di UMKM. UMCM diharapkan mampu memperluas pasar dan meningkatkan pendapatannya di masa pandemi ini.

Di Masa Pandemi, Bagaimana Peran Pemerintah Dalam Membina Umkm?

Dengan pelaksanaan pendampingan UMKM ini, akan dilakukan selama kurang lebih dua bulan mulai 15 Februari hingga 7 April 2021. Program implementasi ini berjalan dua mingguan karena mengikuti jadwal UMKM itu sendiri.

Materi yang diberikan kepada praktisi UMCM dijelaskan secara singkat sehingga UMCM dapat dengan mudah memahami dan memahami serta dapat langsung menerapkan apa yang telah diajarkan.

UMKM telah dilatih untuk menggunakan media sosial sebagai peluang bisnis dan lingkungan pemasaran produknya. Tidak hanya itu, UMKM juga dilatih bagaimana memanfaatkan media sosial secara maksimal untuk mengembangkan usahanya.

Dalam mengembangkan UMCM diawali dengan pembuatan desain logo yang sebelumnya belum memiliki logo sendiri, hal ini sangat penting mengingat logo merupakan kartu nama atau penanda UMCM agar dapat dibedakan dan mudah dikenali oleh konsumen, setelah itu yang terus mengembangkan spanduk, brosur dan desain kemasan. Tak hanya itu, Inez juga berburu produk dengan menggunakan studio mini seadanya yang berguna sebagai bahan posting media sosial sekaligus membuat produknya lebih menarik untuk bersaing dengan UMKM di luar.

Sni Membangun Umkm Yang Kuat, Mandiri, Dan Berdaya Saing

Setelah membuat postingan media sosial, selanjutnya membuat akun bisnis Instagram sebagai pengembangan dan perluasan pasar UMKM. Untuk menarik konsumen, tata letak feed Instagram dibuat unik dan menarik dengan memadukan tone yang seragam pada postingan agar konsumen merasa nyaman dalam akun tersebut, serta menambahkan beberapa informasi agar konsumen lebih mudah memahami harga dan menu yang tersedia.

Bantuan yang dilaksanakan kepada UMCM mendapat respon positif dari para pelaku UMCM. Ibu Supat sebagai pemilik UMKM percaya bahwa mahasiswa UMSIDA yang ingin mengembangkan digital marketing untuk UMKM sangat terbantu.

“Saya merasa program yang diajarkan sangat membantu saya, menurut saya program tersebut membantu saya mempermudah pasar untuk produk yang saya miliki. Dalam pemaparannya beliau tidak hanya memberikan teori, tetapi juga memberikan contoh langsung sehingga mudah untuk memahami apa yang disebut dengan digital marketing,” ujar Ibu Supat. ekonomi selama krisis ekonomi dan keuangan tahun 1998 dan 2008.

Agar UMKM tetap berproduksi dan terhindar dari PHK, Presiden Joko Widodo meminta APBN dan APBD diredistribusi ke tiga sektor, salah satunya UMKM.

Diskop Pekanbaru Promosikan Hasil Kreatifitas Pelaku Umkm Melalui Bazar

Sumiya, 58 tahun, berdiri mondar-mandir melihat mobil-mobil yang melintas di halte bus Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (18/3) sore. Tahu, bakwan, dan tempe buatan sendiri masih penuh di wadahnya.

Biasanya orang bolak-balik beli jajan. Namun sejak penerapan “belajar, bekerja dan beribadah dari rumah”, perdagangan menjadi sepi. Pedagang kaki lima ini mengaku penghasilannya turun hingga 50%.

“Perdagangan menurun, ikan asin rebus berkurang 10 bungkus, ini (gorengan) biasanya dapat 50, hanya 30. Turun banyak, tapi masih belum habis,” tambah Sumiya.

Sumia adalah basis keluarga. Ia khawatir tidak dapat melanjutkan pendidikan anak dan cucunya, karena suaminya telah menderita stroke selama 10 tahun.

Analisis Strategi Umkm Dalam Menghadapi Krisis Di Era Pandemi Covid 19

“Ya Tuhan, makan saja seperti bunga pipih. Sambil bermain, Anda bisa menyiapkan jajanan untuk anak sekolah. Permainan itu akan mengurangi jumlah produk,” katanya.

Taufik Rosadi, pengusaha kecil di bidang konveksi Bandung, Jawa Barat, punya cerita lain. Sekarang bisnisnya merugi karena pelanggan mulai mengurangi pesanan.

“Jadi yang 50%-60% (penurunan pendapatan) itu sudah mulai terasa. Jadi ini sinyal kecil bahwa ada proyek kecil,” kata Taufik kepada Indonesia, Rabu (18/3).

Selain itu, usahanya juga membutuhkan bahan baku impor. Saat ini, nilai rupiah terhadap dolar AS masih melemah. Pada Rabu (18/3), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai 15.200 rupiah per 1 dolar AS.

Opini Seri Ke Dua Belas

“Saya juga agak bingung dengan harganya. Semuanya tumbuh, dolar, benar. Kain, terutama flanel,” lanjut Taufik.

Ia berharap pemerintah dapat bertindak cepat untuk mencegah Covid-19. Jika situasi ekonomi tidak berubah, maka bisnis hanya bisa bertahan hingga Mei mendatang.

“Ketika datang ke bulan Mei, ini agak sulit. Karena liburannya beda, saya harus (beri) THR juga, saya mulai berpikir,” lanjut Taufik.

Sumiya dan Taufik adalah dua dari 116 juta orang yang bekerja di sektor UMKM di Indonesia. Data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2017 menunjukkan bahwa sektor ini menyerap tenaga kerja hingga 97% dan juga menyumbang 60% produk domestik bruto (PDB).

Insentif Untuk Partisipasi Aktif Dalam Lelang Produk Umkm

Jumlah UMCM yang tersebar di Indonesia sebanyak 62,9 juta unit, meliputi perdagangan, pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan, pengolahan, konstruksi, komunikasi, hotel, restoran, dan jasa.

Saat krisis mata uang tahun 1998 melanda Indonesia, UMCM menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Ini menyerap tenaga kerja dan menggerakkan ekonomi. Pada tahun 2008, di tengah krisis keuangan global, UMCM tetap kuat menopang perekonomian.

Namun, sektor tersebut masih belum mampu menahan krisis akibat Covid-19, kata Annie Sri Hartati, Ekonom Senior di Institute for Economic Development and Finance (INDEF).

“Ini sangat berbeda dengan Covid-19. Jika krisis keuangan menimpa mereka yang tidak terkait dengan sektor keuangan, hal ini tidak menjadi masalah. Banyak UMKM kita yang tidak pernah memiliki akses pembiayaan dari sektor keuangan, sehingga mereka harus berada di sisi yang aman,” kata Annie Sri Hartati saat dihubungi Indonesia, Rabu (18/3).

Peluang Bisnis Yang Bikin ‘cuan’ Di Tengah Pandemi .:: Sikapi ::

Annie, dampak krisis ekonomi dan keuangan sebelumnya lebih terlokalisasi pada sektor-sektor tertentu. Saat ini UMKM justru menjadi sektor yang paling rentan terhadap krisis ekonomi akibat Covid-19.

“Jadi kalau Covid-19 sudah sampai ratusan negara, tidak ada yang bisa dengan mudah menghindarinya,” lanjut Annie.

Kini pemerintah harus mengendalikan penyebaran Covid-19. Sebab, pencegahan penyebaran Covid-19 akan berdampak pada perekonomian.

“Kalau dihitung keekonomiannya, bandingkan, kalau spreadnya tidak diproses dan sampai lockdown, biayanya akan lebih besar dari langkah yang dibutuhkan sekarang,” kata Annie.

Kontribusi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Demi Kemajuan Umkm Di Kota Surabaya

Selain itu, lanjut Annie, perlu adanya respon cepat terhadap langkah-langkah untuk lebih meningkatkan daya beli masyarakat. “Apa misalnya distribusi produk, misalnya bantuan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like