![6 Peluang Bisnis Online yang Hemat Biaya dengan Potensi Untung Melimpah](https://fbi.or.id/wp-content/uploads/2024/05/6-peluang-bisnis-online-yang-hemat-biaya-dengan-potensi-untung-melimpah_15119-1.jpg)
Bisnis Barbershop Di Tengah Pandemi – Temanggung, – Pendapatan pengusaha salon kecantikan di Temanggung, Jawa Tengah turun 50-70% sejak pandemi corona.
Tanti (30), seorang penata rambut dan pemilik salon kecantikan di Desa Banyuurip, Kabupaten Temanggung, mengatakan pendapatannya turun sekitar 50% sejak awal wabah virus corona pada Maret-April.
Memasuki bulan Mei hingga Juni, pendapatan mereka menurun hingga mencapai 70%. “Penghasilan saya turun 50%. Sekarang turun banget 70%,” kata Tanti saat ditemui klien, Rabu (24/6/2020).
Menurutnya, dia dan karyawannya sebenarnya takut tertular virus saat bekerja di masa pandemi. Karena dia harus bersentuhan langsung dengan konsumen jika ingin merawat rambut, wajah atau tubuh pelanggannya.
Namun, ia memutuskan untuk tetap membuka salon agar bisnisnya tetap berjalan. “Pokoknya itu juga dilema. Saya ingin bekerja terlalu cemas,” ujarnya.
Sehingga dia mengandalkan dirinya sendiri untuk menerapkan protokol kesehatan. Ini termasuk memakai masker dan bekerja serta sering mencuci tangan dengan sabun. Ia juga meminta pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun.
“Kalau mau bilang takut, mungkin semua masih takut. Tapi kegiatannya juga harus terus bergantian. Jadi kita harapkan semaksimal mungkin. Yang dipanggil cuci tangan dulu, baru kita cuci handle pintunya. dengan air sabun setiap ada tamu yang datang ke rumah,” ujarnya.
Namun, setelah pandemi, jumlah pelanggan yang datang ke salonnya menurun drastis. Saat ini, dia sedang mencari dan memikirkan bagaimana mengembalikan pendapatan yang stabil dari bisnis salon.
Aliya (27), pengelola salon kecantikan di Kecamatan Tembarak, mengalami hal yang sama. Pendapatannya menurun hampir 50% sejak pandemi virus corona, dan pandemi Covid-19 berdampak negatif terhadap seluruh bisnis. Nyatanya, tidak mudah bagi bisnis apapun untuk bertahan di tengah pandemi Covid-19. Salah satu sektor usaha kecil yang sangat terpukul oleh pandemi Covid-19 adalah salon rambut atau hair salon.
Pasalnya, salon rambut merupakan penyedia jasa yang membutuhkan interaksi langsung dengan pelanggan. Sehingga pelanggan tidak mau potong rambut di toko barbar karena takut menyebarkan Covid-19.
Aldo Bima adalah salah satu pemilik barbershop di Desa Penfui. Ditemui VN di kantornya, Aldo mengaku pandemi Covid-19 berdampak besar pada bisnis yang dirintisnya di awal tahun 2020 ini. Sejak awal pandemi, pendapatan bisnisnya menurun drastis.
Aldo yang juga seorang mahasiswa mengaku dirinya dan kakaknya membuka salon rambut dengan modal 2 juta. Pada awalnya usaha ini mendatangkan keuntungan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kuliah. Namun, setelah pandemi, usahanya sangat sepi, bahkan tanpa pelanggan.
“Biasanya setelah saya pulang kuliah, saya melanjutkan pekerjaan potong rambut saya. Sebelum pandemi, penghasilannya lumayan, setidaknya bisa membantu saya membiayai kuliah. Namun setelah pandemi, bisnis saya sangat sepi, apalagi saat Covid-19 pertama kali muncul. Dulu sebelum Covid-19 sehari dapat Rp 100.000 sampai Rp 120.000, tapi setelah Covid-19 bisa maksimal Rp 40.000, kadang bisa sampai Rp 50.000,” tutur Aldo.
Pendapat yang sama diungkapkan oleh pemilik barbershop di desa Eboufu, Oscar Faot. Sekarang dia hanya bisa mendapatkan 4-5 pelanggan sehari.
“Mereka yang sudah menjadi pelanggan tetap. Mereka hanya teman dan kenalan yang sekarang sering datang,” kata Oscar.
Untuk program kesehatan, baik Aldo maupun Oscar mengaku selalu mengikuti protokol kesehatan dalam menjalankan usahanya, seperti menyediakan tempat cuci tangan di depan kantornya.
“Karena panas banget, jadi maskernya saya lepas dulu, biasanya saya pakai juga. Ada juga tempat cuci tangan di depan,” kata Oscar sambil menggunting rambut salah satu pelanggannya.
Oscar percaya bahwa meski di tengah pandemi, akan selalu ada nafkah. “Saya percaya keberuntungan selalu ada, karena sampai saya mencoba, saya tidak akan merasakan hasilnya. Selama saya bekerja keras dan bekerja dengan benar, keberuntungan pasti akan datang,” ujar Oscar Pro. (Yan/ol)Antrean pelanggan potong rambut di toko pangkas rambut Asia memakai masker wajah untuk mencegah bisnis dibuka kembali setelah lockdown karena covonarirus, gaya rambut pria dan konsep baru gaya hidup normal. /CHX/ADV ASTIM
SATU MENIT ORANG. Saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia kemarin di awal tahun 2020, banyak sektor usaha dan UMKM berjuang untuk mencapai stabilitas dalam usahanya.
Bisnis ini kembali mendapatkan momentum karena rambut akan selalu tumbuh dan membutuhkan perawatan, sehingga layanan ini menjadi suatu keharusan bagi konsumen.
Pria juga lebih nyaman dengan konsultasi gaya rambut karena mereka memiliki keahlian untuk menentukan gaya rambut yang paling cocok untuk setiap klien.
Pengalaman seperti inilah yang dirindukan banyak pria sejak virus Covid-19 pertama kali melanda Indonesia, memaksa masyarakat untuk berdiam diri di rumah.
Tak heran jika salon rambut ini menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Omzet yang didapat tidak sedikit, bisa jutaan rupiah dalam satu bulan.
Bagi Anda yang tertarik untuk membangun bisnis yang tetap sustainable di tengah pandemi ini, ada baiknya simak ulasan berikut untuk mengetahui berapa modal dan apa saja yang diperlukan untuk memulai bisnis ini.
Jika dihitung maka total modal untuk peralatan kecil adalah Rp 1.355.000 dan total modal untuk peralatan besar adalah Rp 7.850.000. Setelah dihitung, modal untuk pembelian perlengkapan salon rambut start up adalah Rp 9.205.000. Anda bisa mendapatkan modal bisnis
Inilah pinjaman online cepat, cair, dan mudah seperti Kredivo. Pendaftaran sepenuhnya online dan sangat praktis untuk digunakan, Anda juga dapat membeli semua peralatan yang Anda butuhkan untuk bisnis tersebut
Selain itu, pinjaman online cepat dan mudah dari Kredivo memiliki bunga yang sangat rendah, hanya 2,6% per bulan, dengan jangka waktu mulai dari 3 bulan, 6 bulan hingga 12 bulan, sangat cocok untuk memulai bisnis Anda.
Diri. Jika menyasar kaum milenial, cobalah sewa di kawasan populer seperti Jakarta, seperti Senopati, Tebet, atau Blok C.
Estimasi sewa ruangan antara Rp 1.000.000 dan Rp 6.000.000 per bulan, tergantung lokasi dan ukuran ruangan. Jika melihat perhitungan modal sebelumnya, disarankan menyewa tempat dengan kisaran harga Rp. 1.000.000 sampai Rp.1.500.000. Kalau bisa di bawah Rp. 1.000.000 atau buka di rumah tanpa sewa bulanan.
Biaya operasional dan periklanan Kedua biaya ini sama pentingnya dengan biaya sewa peralatan dan ruang. Hal ini dikarenakan jika Anda sudah menyiapkan biaya operasional meliputi listrik, air, kebersihan, keamanan, gaji karyawan, hingga
Alat cukur, selama 6 bulan sampai 1 tahun ke depan, dan di bulan ke 3 tidak ada pengunjung, usaha anda tetap berjalan.
Seperti halnya promosi, jika Anda menyiapkan anggaran ini, bisnis Anda akan dapat menjangkau lebih banyak orang.
Baca Juga: Pernikahan Ayu Ting Ting dan Adit Jayusman Dijanjikan Mewah, Wakil Wali Kota Depok Jadi Saksi
Jika hal ini diketahui banyak orang, maka potensi untuk menarik konsumen baru akan semakin besar. Jika pelanggan baru muncul, begitu pula keuntungan. Ini semua seperti efek domino jika promosi dilakukan dengan benar. ***
Prediksi Skor Eintracht Frankfurt vs Darmstadt 98 Piala Jerman: Pratinjau, Susunan Pemain Head-to-Head
Prediksi Dewa United vs Borneo FC BRI Liga 1 : Stats Tim, Jadwal & Susunan Pemain
Prediksi hasil RANS Nusantara vs Arema FC di BRI Liga 1: Statistik tim, pertandingan dan susunan pemain
Prediksi VFL Bochum vs Borussia Dortmund DFB Pokal: Head-to-Head, Statistik Tim dan Skuad
Prediksi pertandingan “Marseille” – “PSG” di Piala Prancis: head-to-head, statistik tim per baris
3 Shio dan Luca di Hari Valentine dan di bulan Februari 2023, penuh cinta di hari Valentine
Soal dan Jawaban Kunci PKN UTS Kelas 11 Semester 2, Latihan Soal PKN Kelas 11 UTS Semester 2 2023
KABAR BAIK! KPM di Kabupaten Sumbawa. Pemilik keluarga dalam kategori ini menerima bantuan pemerintah sebesar Rp 7,4 juta per tahun
5 Fakta Gita Sinta garapan Ardscoil yang tayang di bioskop Indonesia hari ini, yang ditolak Prilly untuk diputar
Dana KUR BRI 2023 Rp 270 triliun Dibuka tanggal berapa? Cek informasi tanpa registrasi online di kur.bri.co.id DISINI
Berikut sebaran dapil dan kursi DPRD Bantul di Pilkada 2024: Pemerataan kursi, cek di siniKini, meski new normal sudah mulai membuat roda perekonomian kembali berputar, dampak pandemi COVID-19 terhadap ekonomi sudah besar dan membutuhkan periode pemulihan yang panjang. Apakah ada harapan untuk memulai bisnis di tengah pandemi seperti ini?
Di tengah keterpurukan ekonomi akibat pandemi ini, bukan berarti tidak ada lagi kesempatan untuk bertahan dan mencari nafkah.
Salah satu contohnya adalah Suvito (32), yang ingin memulai bisnis pada April 2020. Berbekal kemauan yang kuat dan keterampilan yang dimilikinya, ia membuka usaha potong rambut di depan rumahnya di Desa Kedungmiri, RT 005 RW 003, Deza. kecamatan Kasreman.
“Meski tidak seramai pangkas rambut Madura, pangkas rambut atau salon seperti di kota-kota, tapi alhamdulillah setiap hari ada saja yang minta potong rambut,” jelas pria kelahiran Blora, Jawa Tengah ini.
Suwito Hair Salon buka mulai pukul 08:00 WIB dan tutup pada pukul 20:00 WIB. Dia menagih Rp 6.000 masing-masing. Rata-rata tetangga datang ke Suvito.
Dalam menjalankan bisnisnya, Suwito mengutamakan pelayanan yang ramah dan hasil cukur yang berkualitas sesuai selera pelanggan. Bahkan, masih didukung dengan lokasi yang nyaman dan alat yang modern.
Selain membuka di rumah, ia juga menyediakan layanan telepon. Dengan membawa pisau cukur lengkap, ia menghubungi pelanggan yang sebelumnya memesan jasanya melalui WhatsApp atau telepon langsung.
Untuk melengkapi waktu luangnya, ia juga menyempatkan diri untuk membantu istrinya menganyam tas. Setelah tas anyaman selesai, diserahkan kepada kolektor.
Mengenai dampak pandemi Covid-19, Suvito mengatakan berdampak terutama bagi masyarakat yang menggunakan jasanya.