Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pendidikan – Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terus berkembang dengan sangat pesat dan berdampak pada berbagai bidang termasuk bidang pendidikan. MB Longhua menjelaskan bahwa pengintegrasian TIK dalam pendidikan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, meningkatkan antusiasme dan partisipasi aktif di kelas, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta meningkatkan rasa tanggung jawab dan kerja sama.
Dalam sambutannya pada webinar bertajuk “Pemanfaatan dan Integrasi TIK dalam Pendidikan”, Jumeri, STP, MSc, Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan bahwa TIK berperan sangat penting sebagai infrastruktur pendidikan tempat bahan pembelajaran. tersedia dalam format digital. Dengan demikian, proses pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Apalagi saat pelaksanaan program PTM terbatas seperti saat ini, dimana ada beberapa sekolah yang menerapkan model pembelajaran terpadu atau blended learning, sehingga ada yang mengikuti kelas dan ada yang mengikuti dari rumah.
“Dengan TIK, siswa tidak harus terpaku untuk belajar di tempat dan waktu yang telah ditentukan. Ketika mereka bebas dan berada di tempat umum, mereka tetap bisa belajar melalui gawai yang mereka miliki,” kata Jumeri (17/9).
Selain itu, saat ini sumber bahan ajar bagi tenaga pengajar tidak hanya tersedia dari buku cetak tangan, tetapi juga dapat dilakukan melalui TIK yang dapat dijadikan sebagai sumber bahan ajar. Dengan berkembangnya TIK, banyak bahan belajar yang dapat diperoleh dari seluruh dunia, sehingga pengetahuan yang diperoleh menjadi lebih luas.
“Sebagai alat dan sarana pembelajaran, TIK membuat proses belajar mengajar menjadi lebih inovatif dan menyenangkan. Selain itu juga dinilai efektif karena lebih modern, dapat dipelajari dimana saja, termasuk mengakses secara online, website, blog, forum atau aplikasi melalui Internet yang sudah banyak tersedia di internet,” ujar mantan kepala sekolah ini.
Lanjutnya, untuk mendukung pelaksanaan digitalisasi sekolah dan pelaksanaan penilaian nasional berbasis komputer, Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini telah mengalokasikan dana pembangunan perangkat TIK melalui APBN dan memprioritaskan dana khusus untuk alokasi tahun 2021. dan 2022. Rehabilitasi infrastruktur sekolah melalui implementasi fasilitas TIK dan program fisik.
Pada 2022, menggunakan program fisik mengutamakan dua hal, kata Jumeri. Pertama, implementasi teknologi informasi dan komunikasi atau ICT. Yakni, program digitalisasi sekolah yang akan menjadi infrastruktur utama pembinaan siswa dan guru di tahun-tahun mendatang. Kedua, pembangunan infrastruktur terutama sekolah yang tidak memadai dan banyak mengalami kerusakan.
“Jadi program fisik kita prioritaskan untuk dua hal, yaitu peralatan TIK dan perbaikan sekolah yang rusak,” pungkasnya.
Sementara itu, Lailatul Machfudhotin, MA dari Departemen Sekolah Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ia mengatakan integrasi TIK adalah bagaimana sekolah dapat menggunakan TIK dan mengoptimalkan TIK untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
“Yang bekerja dengan TIK bukan hanya operator sekolah atau guru TIK, bapak ibu. Tapi itu tanggung jawab kita bersama sebagai kepala sekolah, guru, tenaga pengajar, siswa bahkan orang tua,” kata Laila.
Ketika mengintegrasikan TIK, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Yang pertama adalah manajemen sekolah, yang tidak kalah pentingnya dengan pembelajaran. Mungkin selama ini TIK dianggap hanya digunakan dalam dunia pendidikan. Namun ternyata TIK juga dapat dioptimalkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dari segi manajemen. Dan yang terpenting, pendidikan berbasis TIK.
“Dalam hal manajemen sekolah, yang kami inginkan adalah bagaimana manajemen sekolah bisa lebih efektif dan efisien dengan bantuan TIK. Saat kita menggunakan TIK, kita tidak bisa lebih efisien,” kata Laila.
Terkait pemanfaatan TIK, pihaknya sangat berharap para guru dapat mengoptimalkannya untuk mendukung proses belajar mengajar agar pengajaran berkualitas dan tentunya hasil belajar siswa selanjutnya juga meningkat.
“Kami juga menemukan bahwa penelitian membuktikan bahwa ketika kami mengajar dengan bantuan TIK, siswa menjadi lebih bersemangat, kemudian termotivasi untuk belajar dan memahami konten dengan lebih mudah. Dengan mengintegrasikan TIK dalam pendidikan, kami berharap akan menghasilkan hasil yang kami harapkan. , ” dia menambahkan.
Ahmad Dahlan, dosen fisika, multimedia dan e-learning Universitas Negeri Makassar, menambahkan, guru dan orang tua berperan besar dalam membantu pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan berbasis TIK sekecil apapun. Misalnya melalui konten sederhana yang mudah dipahami dan diakses.
“Kalau tidak bisa memberikan hal-hal besar, kita bisa mulai dari hal-hal kecil, dan menurut saya hal-hal kecil itu penting,” kata Ahmed Dahlan.
Ahmad Dahlan mengatakan, peran lain pemerintah dalam menyediakan konten berbasis TIK untuk sekolah dasar adalah menyediakan konten holistik. Salah satunya adalah e-book yang disulap menjadi website mirip Wikipedia, namun dengan tampilan yang lebih menarik, ditujukan untuk siswa sekolah dasar.
“Jika anak-anak memiliki akses belajar di situs web yang disediakan pemerintah, ketika mereka beralih dari satu konten ke konten lainnya, mereka perlu mengklik tautan, bukan hanya menggulir. Jadi apa yang ada di e-book tersebar di berbagai jenis situs web,” Ahmad Dahlan menambahkan.
Ia juga mengingatkan peran guru untuk membantu pemerintah dari dua sisi. Yang pertama berisi konten e-book situs web, yang terakhir menghasilkan materi parsial seperti infografis yang ditujukan untuk siswa sekolah dasar. (Hendrianto)Jakarta (14/2) – Kegiatan pelatihan tatap muka (PTM) yang baru dilaksanakan di penghujung tahun 2021, kini mereka kembali melakukan pelatihan secara daring akibat meningkatnya jumlah kasus Covid-19. Wabah belum berakhir, namun kegiatan masyarakat terutama pendidikan sekolah harus tetap berjalan. Negara-negara bekerja bahu membahu untuk melanjutkan upaya pemulihan pascapandemi.
Sejalan dengan visi Presidensi G20 Indonesia “Bangun bersama, tumbuh lebih kuat, bangun kembali bersama, tumbuh lebih kuat”, demikian disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadim Anwar Makarim di Jakarta pada pembukaan pertemuan G20 .Agenda (9/2/2022).
Forum G-20 akan membahas empat tema utama yaitu universal quality education, teknologi digital dalam pendidikan, solidaritas dan kemitraan serta masa depan dunia kerja pasca pandemi Covid-19 (Future of Work after Covid-19).
Pandemi telah membawa perubahan yang cepat di berbagai bidang kehidupan, termasuk pendidikan, memaksa setiap orang untuk belajar secara adaptif, salah satunya melalui perangkat teknologi digital. Pemanfaatan teknologi digital dalam dunia pendidikan sangat pesat di masa pandemi. Untuk itu, teknologi diangkat sebagai topik prioritas pada Forum Pendidikan dan Kebudayaan G20 tahun 2022.
Teknologi digital dalam pendidikan bukan hanya kontribusi fisik teknologi sebagai alat pendidikan (learning tool), tetapi konsep multidimensi, mengutip definisi teknologi untuk pembelajaran menurut Association for Educational Communication and Technology, yaitu: Teknologi pendidikan yang tepat proses dan sumber daya teknologi (AECT, 2004) adalah studi dan praktik etis untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengelolaan. Teknologi pendidikan adalah studi dan praktik etis untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengelolaan proses dan sumber daya teknologi yang tepat.
Teknologi akan menjadi jawaban atas permasalahan akses, kualitas dan keadilan sosial di bidang pendidikan. Sebab, salah satu dampak pandemi adalah melebarnya ketimpangan akses pendidikan berkualitas. Bagaimana teknologi digunakan dalam pendidikan dan pelatihan? Sebut saja penggunaan e-learning, misalnya, sebenarnya merupakan representasi dari pemanfaatan teknologi dalam pendidikan dan pelatihan.
Ada banyak platform dan berbagai jenis teknologi pembelajaran yang dapat digunakan siswa dan guru untuk menyesuaikan dengan kebutuhan belajar mereka. Guru dapat memanfaatkan sumber belajar berbasis digital yang ada atau tersedia atau secara khusus mengembangkannya sendiri.
Berikut ini adalah berbagai teknologi pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendukung tujuan pembelajaran di sekolah antara lain: Portal Rumah Belajar, Televisi Pendidikan, Radio Suara Pendidikan, Akun Belajar (Belazar.ID), dll.
Portal Rumahlearning yang diluncurkan pada 15 Juli 2011 merupakan inovasi teknologi pembelajaran digital berbasis multi platform dan media. Portal yang dikembangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (sebelumnya Bookscom) ini dapat diakses secara gratis di website atau aplikasi mobile Rumah Belaza. Ini menyediakan bahan pembelajaran dan alat komunikasi yang mendukung interaksi antara komunitas siswa dan guru di berbagai tingkatan.
Fitur utama yang tersedia memungkinkan siswa untuk belajar dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Ini fitur sumber belajar, ruang kelas virtual, augmented reality, edugames, laboratorium virtual, dll.
Pelayanan penyiaran pendidikan yang bermutu kepada peserta didik semua jalur, jenjang dan moda pendidikan, praktisi pendidikan dan masyarakat dalam mendukung tujuan pendidikan nasional. Sejak 12 Oktober 2004, Televisi Edukasi telah menyajikan konten media video pendidikan yang dikemas dalam berbagai format program, antara lain: Program Studi Rumah (BDR), Pendidikan, Kebudayaan dan Literasi, Pendidikan Vokasi, Pendidikan Karakter, Pendidikan Formal dan Nonformal. .
Meski belajar dari rumah, tetap asik tinggal bersama para penyiar, sapaan halus para ahli dan kurikulum live di ruang belajar siswa melalui tayangan Suara Edukasi dan podcast. Layanan penyiaran radio pendidikan untuk siswa dari semua disiplin ilmu, jenjang dan bentuk pendidikan, komunitas pendidikan dan masyarakat dalam mendukung tujuan pendidikan nasional.
Dengan slogan yang akrab dan mendidik, Suara Shiksha telah mengudara sejak 12 Januari 2009, yang kini tersedia melalui berbagai kanal antara lain streaming, suaraedukasi.kemdikbud.go.id, podcast dan mitra Suara Shiksha. Suara Edukasi bertujuan untuk memfasilitasi konten belajar mengajar antara lain Sapa Edu, Info Edu, Kita Perlu Tahu, Bintang Edu, Tepat, Ayo Belajar, Dongeng, Budaya Kita dan masih banyak lagi.
Akun belajar adalah akun elektronik dengan domain learning.id yang dikeluarkan oleh Kemendikbud dan dapat digunakan oleh mahasiswa,