Faktor Yang Menyebabkan Kanker Payudara

Faktor Yang Menyebabkan Kanker Payudara – JAKARTA, Indonesia — Jangan percaya semua yang Anda baca di Internet, terutama tentang kesehatan Anda. Banyaknya informasi yang tidak akurat tentang penyebab kanker payudara justru bisa membuat orang awam semakin salah paham.

Mari kita simak lebih dalam mengenai mitos-mitos tentang kanker payudara yang beredar di masyarakat seperti yang dirangkum oleh HelloSehat.com. Lihat deskripsi di Sketchatorial Indonesia.

Faktor Yang Menyebabkan Kanker Payudara

Banyak wanita yang khawatir karena banyak informasi yang beredar bahwa risiko kanker payudara bisa meningkat dengan memakai bra, terutama bra berkawat. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa sama sekali tidak ada hubungan antara kanker payudara dan pemakaian bra, tidak peduli berapa lama, tidak peduli jenis dan ukuran bra yang Anda kenakan.

Apa Saja Faktor Risiko Kanker Paru?

Kandungan murni deodoran sendiri merupakan bahan kimia yang dapat menjadi faktor risiko kanker, namun produk yang beredar di pasaran biasanya diuji secara ketat terlebih dahulu. Institut Kanker Nasional AS dan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS tidak menemukan zat berbahaya dalam deodoran.

Untuk ponsel, radiasi yang dipancarkan sangat kecil, hanya sekitar 450-2700 MHz, dengan daya maksimal 0,1-5 Watt.

Penyebab utama kanker payudara adalah dari mutasi gen, namun hanya sekitar 5-10 persen kasus kanker payudara yang disebabkan oleh faktor genetik (keturunan). Mutasi gen dapat terjadi pada seseorang karena faktor lingkungan, gaya hidup dan faktor usia.

Pemeriksaan payudara dengan mammogram menggunakan radiasi. Namun, ternyata mammogram rutin justru membantu mengurangi angka kematian akibat kanker payudara pada wanita berusia 45 hingga 75 tahun.

Menekan Faktor Risiko Meningkatnya Kanker Payudara Dan Kanker Paru

Berbeda dengan mammogram, MRI memindai payudara menggunakan magnet, sedangkan USG menggunakan gelombang suara. USG dan MRI masih sangat berguna untuk deteksi dini sel penyebab kanker payudara. —Obesitas dan merokok merupakan faktor risiko kanker payudara dan kanker paru-paru. Perlu penanganan serius karena prevalensi keduanya begitu cepat di Indonesia.

Obesitas dan merokok sebagai faktor risiko yang dapat dikendalikan untuk pencegahan kanker payudara dan kanker paru harus ditangani lebih serius mengingat prevalensinya yang terus meningkat di Indonesia.

Kanker tetap menjadi momok yang mengerikan dengan semakin banyaknya kasus baru dan kematian. Mengacu pada laporan Global Cancer Observatory (Globocan) tahun 2020, sebuah badan statistik kanker di bawah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), beban kanker global meningkat menjadi 19,3 juta kasus baru dan 10 juta kematian.

Angka Globocan juga menyatakan bahwa satu dari empat pria dan satu dari lima wanita di seluruh dunia akan terkena kanker dalam hidup mereka. Negara-negara Asia memiliki kontribusi terbesar untuk kasus kanker di seluruh dunia, terhitung hampir setengah dari semua kasus baru (9,5 juta orang).

Kurangi Konsumsi 8 Makanan Penyebab Kanker Payudara

Selain itu, International Agency for Research on Cancer (IARC), organisasi penelitian kanker internasional yang dibentuk oleh WHO, memperkirakan jumlah penderita kanker di dunia akan terus meningkat menjadi 30,2 juta kasus pada tahun 2040.

Kanker paru-paru menjadi penyebab sekitar 11 persen atau 2,2 juta kasus kanker baru dan penyebab kematian akibat kanker nomor satu di dunia.

Sebagai salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia, angka menunjukkan bahwa satu dari delapan pria dan satu dari 11 wanita meninggal akibat kanker. Kematian akibat kanker ini diperkirakan akan terus meningkat menjadi lebih dari 13,1 juta pada tahun 2030.

Situasi yang sama terjadi di Indonesia. Penyakit yang ditandai dengan adanya sel-sel abnormal yang dapat tumbuh tak terkendali dan menyerang serta berpindah antar sel dan jaringan di dalam tubuh ini mencatat 396.914 kasus baru dan 234.511 kematian. Angka tersebut menunjukkan peningkatan sekitar 13 persen dibandingkan tahun 2018.

Sindografis: Apakah Benar Bra Kawat Bisa Memicu Kanker Payudara?

Kanker payudara merupakan penyumbang kasus baru terbesar yaitu 16,6 persen atau sekitar 65.000 kasus. Sedangkan penyebab kematian tertinggi adalah kanker paru-paru, yaitu sekitar 30.000 kasus atau 13,2 persen dari seluruh jenis kanker.

Anak-anak penderita kanker bermain bersama usai sesi diskusi antara keluarga pasien kanker dan beberapa pasien kanker di Gedung International Cancer Center, RSUP Dr Sardjito, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (15/2/2016).

Selain kedua jenis kanker tersebut, kanker serviks, kanker hati, dan kanker nasofaring menjadi lima besar penyumbang kasus baru dan kematian terbanyak untuk semua jenis kelamin dan semua usia.

Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, kanker payudara mendominasi jumlah kasus kanker pada wanita. Angkanya cukup tinggi, mencapai 65.858 atau 30,8 persen dari seluruh kasus. Naik 13 persen dibandingkan tahun 2018 (58.256 kasus).

Faktor Risiko Penyebab Kanker Payudara Menurut Dokter Bedah Onkologi, Para Wanita Wajib Tahu!

Kanker payudara juga tercatat sebagai penyebab kematian akibat kanker nomor dua setelah kanker paru-paru. Sekitar 9,6 persen atau 22.430 kasus kematian disebabkan oleh kanker payudara. Hal itu dimungkinkan karena 70 persen pasien sudah mengidap penyakit stadium III dan IV.

Dimana pada kanker payudara stadium III ukurannya > 5 cm dan sudah terjadi infiltrasi ke jaringan sekitar area puting dan kulit payudara sehingga tumor tidak dapat dioperasi.

Sementara itu, kanker payudara stadium IV merupakan kondisi yang serius dan mengancam nyawa karena kanker telah menyebar dari payudara dan kelenjar getah bening di sekitarnya ke organ lain.

Sedangkan untuk pria, jenis kanker yang dideritanya didominasi oleh kanker paru-paru. Data Globocan tahun 2020 mencatat 25.943 kasus atau 14,1 persen dari seluruh jenis kanker pada pria adalah kanker paru-paru. Dibandingkan dengan tahun 2018, ada peningkatan sekitar 15 persen.

Ketahui Indikasi Kanker Payudara Dan Lakukan 5 Cara Pencegahan In

Tingginya kejadian kanker payudara pada wanita dan kanker paru pada pria perlu diantisipasi dengan memperhatikan faktor risiko gaya hidup yang dapat dimodifikasi atau dikendalikan, seperti mengurangi berat badan berlebih dan mengurangi kebiasaan merokok.

Delapan puluh persen pasien kanker paru yang datang untuk skrining memiliki stadium kanker yang lebih tinggi, yang membuat pengobatan menjadi lebih sulit dan lebih mahal. Oleh karena itu, upaya terpenting yang perlu dilakukan bukan lagi pengobatan, melainkan pencegahan.

Pencegahan sebagai salah satu dari empat pilar penatalaksanaan kanker merupakan upaya yang paling penting dan efektif serta paling murah dibandingkan dengan tiga pilar lainnya yaitu: diagnosis dini, pengobatan dan perawatan paliatif.

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan meminimalkan faktor risiko yang dapat dikendalikan. Hal ini dilaporkan oleh Dr Sonar Soni Panigoro, seorang ahli bedah onkologi dan konsultan dan kepala pelayanan sosial di Yayasan Kanker Indonesia.

Waspada! Ternyata Ini Faktor Penyebab Tumor Payudara

Dalam webinar bertajuk “Segalanya Tentang Kanker Payudara”, Sonar mengatakan 90 persen faktor risiko penyebab kanker dipengaruhi oleh lingkungan yang dapat dikontrol atau dikontrol, yakni terkait gaya hidup dan tidak mengganggu atau tanpa pengobatan. seperti tidak merokok dan menjaga berat badan yang sehat.

Selain itu, kata Sonar, sebuah penelitian di Inggris mengaitkan hal-hal yang bisa dicegah dengan jumlah penyakit kanker yang bisa dihindari.

Anak-anak penderita kanker bersosialisasi di tempat penampungan Yayasan Kanker Anak Indonesia (YKAKI) bernama Rumah Kita di Jakarta, Kamis (30 Jan 2020).

Misalnya menjaga berat badan ideal dapat mencegah 4.500 kasus kanker payudara setiap tahunnya, kemudian mengurangi atau tidak minum alkohol efektif dapat mencegah terjadinya 3.000 kasus kanker payudara setiap tahunnya.

Mencegah Risiko Kanker Payudara

Sama dengan olahraga. Dengan gaya hidup sehat, jika dihitung rasionya, sekitar 40 persen kasus kanker payudara bisa dicegah.

Masalah obesitas harus ditanggapi dengan serius karena dapat menyebabkan kanker. Mengutip laman p2ptm.kemkes.go.id, dilaporkan temuan terbaru yang dilakukan Trinity College Dublin di Irlandia berhasil menjelaskan mengapa obesitas bisa menyebabkan kanker.

Ini karena jenis sel khusus yang digunakan tubuh untuk melawan kanker, pada orang gemuk, akan diblokir oleh lemak dan akibatnya tidak bekerja, sehingga sel kanker bisa tumbuh dengan bebas.

Oleh karena itu, penanggulangan obesitas menjadi penting mengingat prevalensi obesitas pada perempuan >18 tahun berdasarkan data Riskesdas meningkat dari 32,9 persen pada 2013 menjadi 44,4 persen pada 2018. Artinya, risiko kanker payudara juga meningkat.

Kata Nieke: 3 Faktor Penentu Keberhasilan Terapi Kanker Payudara

Selain obesitas, merokok jelas merupakan faktor risiko kanker terbesar, terutama kanker paru-paru. Zat berbahaya dalam rokok dapat merusak sel paru-paru dan lama kelamaan dapat berkembang menjadi kanker. Faktanya, tidak hanya perokok aktif yang berisiko tinggi terkena kanker paru-paru, tetapi juga bukan perokok (perokok pasif).

Hal ini sangat mengkhawatirkan mengingat tingginya jumlah perokok di Indonesia. Padahal, india merupakan negara dengan jumlah perokok terbanyak ketiga di dunia, setelah China dan India.

Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi perokok usia 15 tahun ke atas sebesar 33,8 persen. Peningkatan juga terjadi pada usia anak-anak dan remaja (10-18 tahun) yang meningkat dari 7,2 persen pada tahun 2013 menjadi 9,1 persen pada tahun 2018.

Hal ini sangat mengkhawatirkan mengingat tingginya jumlah perokok di Indonesia. Padahal, india merupakan negara dengan jumlah perokok terbanyak ketiga di dunia, setelah China dan India.

Penyebab Multifaktorial Masalah Kanker Payudara

Fakta peningkatan faktor risiko kanker, terutama kanker payudara dan kanker paru-paru, perlu ditanggapi lebih serius.

Berbagai upaya terus digencarkan oleh pemerintah. Termasuk peringatan Hari Kanker Sedunia setiap tanggal 4 Februari bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya pencegahan penyakit kanker. (Litbang)

Analisis obesitas, penelitian dan pengembangan, kanker payudara, kanker hati, fenomena kanker paru, bahaya merokok, kanker nasofaring, MB Dewi Pancawati, kanker serviks.

Menurut informasi dari website Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kanker payudara merupakan salah satu kanker yang paling banyak dialami wanita.

Kenali Faktor Risiko Kanker Payudara

Kementerian Kesehatan juga menyatakan jumlah kasus baru kanker payudara di Indonesia mencapai 68.858 kasus dari 396.914 kasus kanker baru.

Dermaga. Freepik 70 hingga 80 persen pasien kanker payudara yang berkonsultasi ke dokter sudah dalam stadium akhir. Gejala kanker payudara pada wanita

Inilah mengapa pemeriksaan kesehatan secara rutin penting dilakukan agar dapat mencegah dan mendeteksi kanker payudara sejak dini.

Dapatkan pembaruan berita terpilih dan berita terbaru setiap hari dari . Yuk gabung di grup Telegram “News Update” caranya klik link https://t.me/comupdate lalu gabung. Anda harus menginstal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel Anda.

Healthies, Yuk Kenali Gejala Kanker Payudara

Berita Terkait 20 Nama Teratas Di Indonesia Dari Sutrisno Hingga Viral Twit Sunarti Lato-lato Dijuluki Sosiolog Agenda Yahudi: Gejala Varian Kraken Covid-19 Jauh Mengjangkiti Jutaan Tangsel Tapi Dikabarkan Miliaran Rupiah

Jixi sedang mencari berita terdekat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like