Cara Pengolahan Sampah Organik Menjadi Kompos – , Jakarta Menjaga lingkungan tidak hanya sekedar menjaga sumber daya alam yang ada. Sifat mengagumkan ini bisa dicapai dengan memanfaatkan tong sampah di rumah. Seperti diketahui, ada dua jenis sampah rumah tangga, sampah organik dan sampah anorganik.
Sampah organik adalah sampah rumah tangga yang berupa sisa-sisa makanan seperti sayuran atau buah-buahan. Bisa juga berupa bumbu dapur yang tidak terpakai atau daun-daun yang berguguran. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat diolah menjadi kompos yaitu perangkat elektronik.
Saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa sampah rumah tangga merupakan masalah yang belum terselesaikan secara efektif. Meski pemerintah menyediakan fasilitas berupa tempat pembuangan akhir (TPS), sampah akhirnya menumpuk di tumpukan tempat pembuangan akhir (TPA) tanpa ada pengolahan.
Untuk menghindarinya, ada cara yang lebih efektif yang bisa dilakukan siapa saja. Alih-alih dibuang dan dibiarkan di TPA, sampah organik rumah tangga memiliki nilai guna yang lebih tinggi. Sampah organik rumah tangga sebenarnya berguna untuk beberapa keperluan, yaitu sebagai bahan pembuatan kompos.
Untuk itu, berikut cara membuat kompos sampah organik rumah tangga untuk melestarikan lingkungan sebagai habitat manusia, seperti dilansir dari berbagai sumber, Senin (11/3/2019).
* Kebenaran atau ilusi? Untuk mengecek kebenaran informasi yang tersebar, silahkan whatsapp cek fakta nomor 0811 9787 670 dengan mengetikkan kata kunci yang dibutuhkan.
Pengomposan dari sampah organik rumah tangga dapat dilakukan secara individual. Namun, lebih baik melakukannya secara berkelompok atau dalam skala besar untuk memaksimalkan manfaat yang diberikan.
Perlu diperhatikan bahwa ukuran sampah organik yang dipotong kecil-kecil dianggap dapat mempercepat proses penguraian sehingga kompos dapat segera digunakan. Selain itu, kotoran sapi atau kambing juga cocok untuk meningkatkan kualitas pupuk kandang.
Oleh karena itu, sebelum memulai proses pengomposan, Anda harus terlebih dahulu menyiapkan alat dan bahannya. Yakni, sampah organik yang terkumpul di rumah, kompos, larutan gula dan EM4, sarung tangan, tanah, air, dan wadah penyimpanan lengkap dengan tutupnya.
Pertama, tuangkan cukup tanah ke dalam wadah yang sudah Anda siapkan. Selanjutnya, tambahkan sampah organik, gula dan larutan EM4, dan tambahkan kompos. Ukuran keduanya bisa disesuaikan dengan ukuran wadah yang Anda miliki. Selanjutnya, tambahkan tanah kembali untuk menutupi sampah organik.
Setelah itu, cuci permukaan tanah dengan banyak air. Tutup wadah dengan rapat agar tidak terkontaminasi oleh partikel lain seperti air hujan atau binatang yang tidak sengaja masuk ke dalamnya. Untuk hasil terbaik, kompos dari sampah organik harus dibiarkan selama sekitar 3 bulan.
Namun, Anda dapat mempercepat proses pengomposan dengan membalik tanah yang tercampur dengan sampah organik secara teratur. Dengan cara ini, kompos rumahan Anda dapat digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanaman dengan cepat.
Selain itu, pupuk siap pakai dan berkualitas baik memiliki ciri khusus. Ciri-ciri kompos yang berkualitas baik adalah sebagai berikut:
Setelah mempelajari cara membuat kompos buatan sendiri, Anda juga harus mengetahui manfaat pengomposan secara umum. Seperti diketahui, kompos bermanfaat untuk mendukung tingkat kesuburan tanaman.
Padahal, pengomposan berbahan sampah organik rumah tangga juga memiliki manfaat tersendiri bagi lingkungan. Selain itu, manfaat kompos bagi tanaman dan lingkungan antara lain:
Selain sisa makanan dan sisa dapur, ada jenis sampah organik rumah tangga lainnya yang bisa dijadikan bahan kompos, antara lain:
Tidak semua sampah organik rumah tangga dapat dijadikan kompos. Hal ini dikarenakan ada beberapa sampah organik yang tidak berkontribusi dalam pengomposan, yaitu:
Nah, itulah sekilas tentang cara membuat kompos sendiri dengan memanfaatkan sampah organik rumah tangga. Selamat mencoba membuatnya sendiri di rumah. Petugas mengolah sampah organik di Unit Pengelolaan Sampah (UPS) Merdeka 2, Depok, Jawa Barat, Kamis (28/1/2021). Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DLHK) Kota Depok mengolah 2 hingga 3 ton sampah rumah tangga setiap harinya menjadi kompos organik yang bermanfaat bagi masyarakat.
Sampah organik merupakan jenis sampah yang juga menimbulkan masalah lingkungan. Pada tahun 2017, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat bahwa komposisi sampah didominasi oleh sampah organik yang menyumbang sekitar 60% dari total sampah yang dihasilkan.
Jumlah tersebut tentunya tidak sedikit. Jadi penting bagi kita untuk mengolah sampah organik dengan benar. Namun sebelum membahas cara mengolah sampah organik, tidak ada salahnya jika kita memahami terlebih dahulu pengertian dan jenis-jenis sampah organik.
Sampah organik didefinisikan sebagai sampah yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, baik hewan, manusia maupun tumbuhan. Sampah tersebut nantinya akan mengalami dekomposisi atau pelapukan.
Sampah organik sebenarnya tergolong sampah yang ramah lingkungan karena terurai secara alami oleh mikroba, namun penguraian secara alami memerlukan waktu. Sehingga jika sampah organik tidak mudah diolah dan terakumulasi dapat menimbulkan bau tidak sedap.
Misalnya, banyak buah dan sayuran busuk di tempat sampah. Tanpa pengolahan, buah dan sayur ini bisa membusuk, namun butuh waktu. Dalam proses penguraian alami, biasanya menimbulkan bau.
Pembusukan dipercepat oleh campur tangan manusia. Padahal sebelum Anda sadari, sampah organik yang diolah dengan baik bisa memiliki nilai ekonomis.
Sampah organik lidah merupakan sampah organik dengan kandungan air yang tinggi. Contoh sampah organik jenis ini adalah sayuran, kulit buah, buah busuk, dll. Karena kandungan air yang tinggi dari limbah, limbah terurai dengan cepat.
Sampah jenis ini merupakan sampah organik dengan kandungan air yang sangat sedikit. Misalnya, kayu, cabang cincang, daun kering dll.
Meningkatnya jumlah sampah organik adalah masalah yang berbeda. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mengolah sampah agar tidak menimbulkan masalah yang besar.
Sampah organik merupakan jenis sampah yang mudah diolah. Sampah organik dapat diolah menjadi berbagai produk yang dapat dimanfaatkan dan bernilai ekonomis. Tata cara pengolahan sampah organik adalah sebagai berikut.
Kompos adalah jenis pupuk organik yang berasal dari penguraian sampah organik seperti daun-daun kering. Pengomposan dapat dilakukan secara alami.
Namun ketika ada ulah manusia, seperti penambahan mikroorganisme pembusuk, pengomposan lebih cepat. Cara pengomposannya sangat sederhana dan nutrisinya juga lengkap, sehingga sangat berguna untuk bercocok tanam.
Selain dikomposkan, sampah organik juga bisa diolah menjadi biogas. Seperti yang dijelaskan pada modul “Pengolahan Sampah Organik/Cair Menjadi Biogas, Pupuk Padat dan Cair”, biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi bahan organik.
Biogas yang dihasilkan mengandung komponen seperti metana, karbon dioksida, nitrogen, hidrogen, hidrogen sulfida dan oksigen. Biogas diproduksi oleh bakteri dari bahan organik dalam kondisi aerasi.
Biogas dari kompos mengandung 60% gas metana. Produksi gas dapat dipengaruhi oleh jumlah bahan organik yang digunakan. Semakin banyak bahan organik yang dikonsumsi, semakin banyak gas yang dihasilkan.
Laju produksi gas juga dipengaruhi oleh kondisi fisik dan temperatur. Bahan kering dan keras biasanya bertahan lebih lama dari bahan basah dan halus. Sedangkan suhu paling optimal adalah 32-37.
Selain diolah menjadi kompos dan biogas, sampah organik juga bisa diolah menjadi pupuk organik cair. Mengenai modul “Membuat kompos padat dan cair dari sampah organik”, berikut adalah cara membuat kompos organik cair.
Perlu diketahui bahwa proses pembuatan POC memakan waktu sekitar 2 minggu. Anda selalu dapat memeriksa kembali. Jika aroma fermentasi tetap ada atau menyerupai aroma tape maka terbentuk POC dan proses fermentasi dapat dihentikan.
Dengan mendaftar, Anda menyetujui Kebijakan Privasi kami. Anda dapat berhenti berlangganan (unsubscribe) dari buletin kapan saja melalui halaman kontak kami. Sampah merupakan hasil dari aktivitas manusia. Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan sampah atau sampah. Jumlah limbah sebanding dengan tingkat konsumsi barang (materi) yang kita gunakan setiap hari. Jenis limbah juga tergantung pada jenis bahan yang kita gunakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengelolaan limbah agar tidak mencemari lingkungan.
Secara umum jenis sampah dapat dibedakan menjadi 2 yaitu sampah organik umum atau sampah basah dan sampah anorganik yang biasa disebut sampah kering. Sampah basah adalah sampah yang berasal dari bahan organik, seperti daun-daunan, sampah dapur, dan lain-lain. Sedangkan sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng, botol, besi dan lain-lain.
Sampah organik dapat secara alami terurai, terurai dan musnah. Sementara itu, sampah anorganik tidak terurai secara alami sehingga membutuhkan proses puluhan tahun untuk dapat terurai.
Semua negara di dunia sedang menghadapi masalah sampah, mari kita lihat bagaimana sampah dikelola di negara maju. Yang pertama di Asia misalnya: Jepang sangat disiplin dalam pengelolaan sampah, sangat berbeda dengan Indonesia.
Mereka (Jepang) membuat peraturan dan regulasi tentang pengelolaan sampah yang diatur oleh pemerintah kota. Mereka menyiapkan dua kantong plastik besar dengan warna berbeda, hijau dan merah. Selain kedua kantong plastik tersebut, masih ada kategori lain, yaitu: botol PET, botol kaca, kaleng, batu baterai, barang pecah belah, sampah besar dan elektronik, yang masing-masing memiliki cara pengelolaan dan lokasi tersendiri.
Misalnya, cara terbaik membuang botol minuman plastik adalah dengan membuang botol PET di tempat sampah kuning. Setelah kita melepas label plastik yang menempel pada botol dan melepas tutup botol, label dan tutup botol plastik tersebut harus diletakkan di tempat sampah merah dan dibuang setiap hari Kamis. Jika label memiliki label harga kertas, pisahkan label kertas dan masukkan ke dalam kantong sampah hijau dan buang setiap hari Selasa.
Kotak (daur ulang) disusun di dekat pintu masuk, kotak untuk botol kaca, kaleng, botol PET. Bahkan untuk beberapa
Tersedia untuk kemasan.