Bisnis Apa Yang Bagus Di Masa Pandemi

Bisnis Apa Yang Bagus Di Masa Pandemi – Perekonomian global diperkirakan mencapai titik terendah tahun ini akibat pandemi yang masih berlangsung. Laju perekonomian Indonesia juga diperkirakan akan bergerak sangat lambat akibat pandemi COVID-19. Kementerian Keuangan telah menyiapkan dua skenario terkait dampak pandemi ini, dengan skenario berat dimana pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 2,3 persen dan skenario sangat berat dimana pertumbuhan ekonomi bergerak negatif sebesar -0,4 persen seratus. Penyebabnya adalah serangan pandemi di seluruh dunia, tidak hanya menyerang masyarakat tetapi juga kekebalan ekonomi dunia.

Karena itu, pemerintah berusaha menjaga roda perekonomian Indonesia dan optimisme masyarakat tetap berjalan di masa yang agak sulit ini. Sebagai badan regulator, pemerintah berupaya mengambil berbagai kebijakan utama, khususnya untuk menghadapi pandemi ini. Salah satunya adalah memberikan bantuan sosial kepada masyarakat. Pemerintah telah menyiapkan dana yang cukup besar, yakni sekitar Rp 110 triliun untuk jaring pengaman sosial masyarakat lapisan bawah dengan memberikan Program Keluarga Harapan (PKH) kepada 10 juta masyarakat penerima manfaat dan memberikan bantuan sembako kepada 20 juta jiwa. Diharapkan dengan adanya bantuan ini masyarakat lapisan bawah dapat memenuhi kebutuhan pokoknya dan menjaga konsumsi rumah tangga masyarakat yang merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan ekonomi negara.

Bisnis Apa Yang Bagus Di Masa Pandemi

Selain itu, pemerintah juga membuka kesempatan bagi 5,6 juta masyarakat Indonesia untuk mengikuti program kartu prajabatan. Selama pandemi virus corona, peserta akan mendapatkan tunjangan sebesar Rp3.550.000 per orang, dengan rincian bantuan pendidikan sebesar Rp1.000.000, insentif penyelesaian pelatihan sebesar Rp600.000 per bulan selama empat bulan, dan insentif pencarian kerja sebesar Rp150.000. Pemerintah juga memberikan bantuan sosial tambahan kepada 4,1 juta penerima manfaat di wilayah Jabodetabek, wilayah yang paling terpukul oleh pandemi virus corona. Dari sisi kebutuhan listrik, pemerintah juga memberikan listrik gratis kepada 24 juta pelanggan dan diskon 59% untuk 7 juta pelanggan. Seluruh kebijakan tersebut diharapkan dapat mengurangi beban masyarakat akibat berkurangnya pendapatan akibat pandemi virus corona, dan masyarakat diimbau untuk tetap berada di rumah guna membatasi interaksi fisik.

Sewira (sekolah Wirausaha) “produktif Di Masa Pandemi Melalui Pengelolaan Keuangan Pribadi”

Kemudian, selain berupaya menjaga ketahanan pangan dan konsumsi rumah tangga melalui pemberian bansos, pemerintah juga bergerak meringankan beban Usaha Kecil, Kecil, dan Menengah (UKM) dalam mengelola usahanya. Sebagai salah satu fondasi terpenting penopang perekonomian domestik, tentunya keberadaan UKM menjadi salah satu prioritas utama untuk menjaga imunitas ekonomi di era pandemi COVID-19. Menurut Badan Pusat Statistik, dunia usaha di Indonesia saat ini didominasi oleh usaha mikro dan kecil (UMK), dan jumlahnya mencapai 26 juta usaha atau 98,68 persen dari seluruh usaha non pertanian di Indonesia. Usaha ini mampu menyerap 59 juta orang atau sekitar 75,33 persen dari total tenaga kerja non pertanian. Bahkan ketika krisis melanda Indonesia pada tahun 1998, UMK terbukti kuat dan memiliki kekebalan finansial yang kuat ketika bisnis besar lainnya ambruk. Bisnis yang lebih dekat dengan masyarakat dan minim interaksi dengan mata uang asing membuat bisnis jenis ini cukup kebal terhadap pelemahan rupiah saat itu. Oleh karena itu, pemerintah memberikan bantuan sosial untuk menjaga kekuatan utama perekonomian Indonesia dengan menangguhkan pokok dan bunga Kredit Komersial Rakyat (KUR) untuk 11,9 juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (MEME). Termasuk KUR yang menyasar 22.000 tenaga kerja Indonesia (TKI). Selain itu, keringanan ini juga diberikan kepada 11,4 juta peminjam ultra microfinance (UMi). Menurut situs Kementerian Keuangan, total outstanding KUR yang disalurkan pada Januari 2020 adalah Rp14,85 triliun. Total akumulasi debitur dari Agustus 2015 hingga Januari 2020 berjumlah 19 juta debitur. Pemerintah juga telah mendaftarkan 44 lembaga keuangan sebagai penyalur kredit yang mendapat subsidi bunga dari pemerintah. Lebih dari 80% di antaranya adalah bank, baik pemerintah, swasta maupun daerah.

Upaya bersama masyarakat dan pemerintah untuk memerangi pandemi baik dari kebijakan kemanusiaan, ekonomi, dan politik harus benar-benar didorong. Strategi belanja pemerintah dan insentif yang begitu besar untuk menjaga ketahanan ekonomi lapisan bawah perlu dilaksanakan dengan cukup efektif dan efisien. Tentu pengeluaran yang cukup besar akan menambah defisit fiskal pemerintah tahun ini, namun di sisi lain kami berharap dapat menjaga ketahanan ekonomi Indonesia dalam situasi yang pelik ini. Perlambatan ekonomi tahun ini sudah tidak bisa dihindari lagi, namun bagaimana Indonesia menyikapi situasi ini sangat penting untuk keberlangsungan perekonomian Indonesia. Ketahanan ekonomi domestik yang kuat dapat memberikan imunitas yang signifikan bagi kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.

Hak Cipta Direktorat Jenderal Keuangan () Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan Organisasi Layanan Umum Gedung Prijadi Praptosuhardo I Lt. 5 Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710 Call Center: 14090 Telp: 021-3449230 Fax: 021-3812767 Foto: Sejak COVID-19, potensi bisnis masker meningkat hampir 77%. Apalagi mungkin mereka yang memiliki usaha heat transfer kini beralih membuat masker. (Komunikasi Bencana – Lia Agustina)

JAKARTA – Kebutuhan masker menjadi peluang bisnis di masa pandemi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya permintaan produk kesehatan khususnya masker yang dibutuhkan untuk mencegah penularan virus SARS-CoV-2.

Ide Marketing Ini Bikin Kamu Survive Di Tengah Pandemi Virus Corona

Sari W. Pramono selaku Kepala Bidang Ketenagakerjaan, Ketenagakerjaan dan Kesehatan HIPMI mengatakan sejak COVID-19, potensi bisnis masker meningkat hampir 77%. Apalagi mungkin mereka yang memiliki usaha heat transfer kini beralih membuat masker.

“Tentunya pemerintah juga harus mendukung dan menggerakkan UKM ini agar produksi lokal khususnya transportasi akhirnya bisa menggerakkan perekonomian karena mereka harus terus beroperasi. Selain itu, perancang busana lokal Indonesia juga sudah mulai mereka membuat topeng lucu sesuai dengan Menurut saya, potensinya besar untuk pengembangan bisnis masker,” ujarnya melalui ruang digital di Media Center Gugus Tugas Penanganan COVID-19, Jakarta, Selasa (18/8).

HIPMI juga ingin agar pemerintah bisa membeli produk dalam negeri. Saat ini, COVID-19 sebenarnya menjadi tantangan bagi industri kesehatan Indonesia untuk mandiri di negaranya karena Indonesia benar-benar bisa tanpa banyak bisnis impor.

“Saya juga berpikir dengan kreatifitas teman-teman yang sudah bisa belajar membuat masker dan lain-lain, lama kelamaan jumlah impor akan berkurang. Bagaimana pemerintah menyosialisasikan hal ini agar kita bisa membeli produk dalam negeri sendiri dan melalui UKM yang ada dapat melanjutkan perekonomian ini,” tambahnya.

Strategi Bisnis Di Masa Pandemi, Sudah Menerapkannya?

Pada kesempatan yang sama, Saifudin HS selaku Direktur Utama Mitra Sarana Indo juga menyampaikan bahwa permintaan tersebut karena kebutuhan COVID-19 yang selama ini cukup tinggi dan salah satunya yang masih banyak dibutuhkan adalah masker.

“Sesuai arahan Pak Jokowi, jika pemerintah mau menggunakan produk lokal, maka produk lokal harus dibeli agar daya beli masyarakat meningkat dan ekonomi kita juga bisa tumbuh,” ujarnya.

Saifudin HS juga menambahkan, sebelum adanya COVID-19, PT Mitra Sarana Indo sama sekali tidak menangani alat kesehatan. Hanya 4 sampai 5 bulan selama pandemi untuk membuat masker.

“Karena kami melihat semua dana APBN direorientasi dari masa krisis ini, maka anggaran untuk alat kesehatan adalah 75 triliun. atau sekarang sudah meningkat menjadi 84 triliun. Mulai dari tingkat pusat hingga dinas kesehatan kabupaten, yang dibeli hanya APD-ARO, masker APD, dll. Kemudian, kata Presiden, ada juga dana 170 miliar yang tidak digunakan. Di sini kita melihat peluang bisnis, kalau kita tidak beradaptasi kita tidak akan punya proyek lagi,” imbuhnya

Standar Sistem Manajemen Kelangsungan Usaha Dalam Menghadapi Covid 19

Namun kini, sayangnya, bisnis masker dan alat pelindung diri (APD) khususnya N95 di Tanah Air bisa dibilang baru, kurang dari 10 perusahaan yang memproduksinya.

Saifudin HS juga mengatakan bahwa dalam berbisnis harus wajar dan realistis sesuai dengan kondisi yang ada. Langsung berputar apa yang harus segera dilakukan dengan kondisi saat ini dan dia tidak bisa sendirian.

Pada kesempatan yang sama, Ayi Hani Susanti selaku Direktur Utama CV. Cemerlang melalui aplikasi via Zoom juga menyampaikan bahwa seiring berjalannya waktu, COVID-19 melanda Indonesia khususnya dunia, CV. Brilliant yang sebelumnya fokus pada produksi seragam, kini memproduksi berbagai jenis masker.

“Jadi kami berubah karena permintaan masker sangat tinggi. Dulu kami tidak tahu apa-apa tentang masker, karena belum pernah membuat masker sebelumnya, akhirnya kami mencoba membuat desain masker, dari desain yang sederhana seperti masker kain bekas atau bahkan untuk diving. masker,” katanya.

Inilah 9 Ide Usaha Handmade Yang Menguntungkan

“Jadi ketika pelanggan membutuhkan motif batik, kami siapkan batiknya. Ketika pelanggan membutuhkan scuba branded, kami juga menyediakannya. Jadi kami lebih peduli dengan custom. Sedangkan untuk kreasi sendiri dan retail, kami belum memilikinya. ,” dia berkata.

Santi berpesan, khususnya bagi pengusaha yang masuk kategori UKM harus menyesuaikan dengan kondisi pangsa pasar yang ada, harus kreatif atau berkreasi sesuai dengan permintaan pasar, agar tenaga kerja tetap memiliki pekerjaan dan penghasilan. Ini Buatan Jogja Online. App gabungkan pemesanan kendaraan dan wisata 28 April 2020 Jamu Coffee launching, Otten Coffee bagikan gratis ke tenaga medis 28 April 2020

Jakarta (ANTARA) – Pandemi COVID-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia, tidak hanya menjadi ancaman, tetapi juga membuka peluang bagi sejumlah sektor usaha.

Salah satu peluang besar di masa pandemi ini adalah bidang usaha yang berhubungan dengan internet atau internet dan teknologi informasi atau dikenal juga dengan IT.

Belajar Dari Industri Kreatif Bali Untuk Bertahan Di Masa Pandemi

Pengamat komunikasi politik dan strategis dari Daegu University, Korea Selatan, Prof. Gil H. Park memperkirakan aktivitas keuangan berbasis teknologi informasi atau online (internet) akan lebih berperan penting di masa pandemi setelah COVID-19.

Menurutnya, pandemi ini tidak hanya menjadi ancaman, melainkan peluang bagi sektor jasa untuk lebih adaptif dan transformatif di bidang ekonomi, serta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like